Pages

Minggu, 29 Agustus 2010

Berlatih Membuat Pembukaan Novel 3

Melanjutkan artikel Berlatih Membuat Pembukaan Novel 2. Hari ini kita menambah pengetahuan kita, dengan membaca pembukaan novel berjudul Orang Asing, karya Albert Camus. Ia adalah pengarang terkemuka Prancis, juga dikenal sebagai tokoh filsafat Existensialisme. Judul asli novel itu adalah L 'etranger, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Apsanti Djokosuyatno.




Hari itu ibu meninggal. Atau meingkin sehari sebelumnya, aku tidak tahu. aku menerima telegram dari panti wreda. "Ibu meninggal kemarin. Dimakamkan besok. Ikut berduka cita." Kata-kata itu tidak jelas. Mungkin ibu meninggal sehari sebelumya.


Rumah penampungan unutk orang-orang tua itu ada di Marengo, delapan puluh kilometer dari Aljazair. Aku merencanakan naik bis pada jam dua supaya sampai pada sore hari. Dengan demikian aku dapat berjaga dan pulang besok harinya. Aku minta cuti dua hari kepadamajikanku dan dengan alasan semacam ituia tidak dapat menolak permintaanku. Tetapi nampak tidak senang.


Aku lalu berkata padanya, "Itu bukan kesalahanku." ia tidak menjawab. Aku lalu berpikir bahwa seharusnya aku tidak mengatakan hal itu kepadanya. Pokoknya, aku tidak perlu meminta maaf. Lebih pantas ia yang menyampaikan bela sungkawa kepadaku.


Tetapi itu pasti akan dilakukannya dua hari lagi, bila ia melihatku memakai pakaian dan tanda duka cita. Saat itu rasanya hampir seperti ketika ibu belum meninggal. Sebaliknya, setelah pemakaman, hal itu akan merupakan persoalan yang selesai dan semua menjadi kelihatan lebih resmi.

Catatan:

Di sini Albert Camus tidak membuat pelukisan alam sebagai pembukaan novelnya. Pelaku novel itu, si "Aku" yang bertutur, langsung bicara soal kematian ibunya. Berita kematian itu tidak begitu jelas, mengenai waktunya, mungkin sehari sebelum telegram tersebut diterimanya. Dalam pembukaan itu dijelaskan. bahwa sang ibu meniggal di panti jompo yang berlokasi di Marengo, delapan puluh kilometer dari Aljazair.

Sang aku meminta cuti dua hari kepada majikannya, agar ia bisa pulang sehubungan meninggalnya sang ibu. Dalam pengantar itu terkesan, tidak mudahnya buruh minta cuti, meski dengan alasan kematian ibunya.

Saran:

Cobalah tulis kembali pembukaan itu dalam bahasa Anda sendiri. Tujuannya, agar pembukaan itu tidak terasa sebagai bahasa terjemahan. Panjangnya terserah Anda, asalkan lebih singkat.
Artikel selanjutnya Berlatih Membuat Pembukaan Novel 4

0 komentar:

Posting Komentar