Pages

Senin, 23 Agustus 2010

Menulis Novel

Melanjutkan artikel Memberi Judul Cerpen. Hari ini adalah saat Anda mulai menulis novel. Percayalah, jika Anda berhasil menulis cerpen, Anda juga akan berhasil menulis novel. Ibatat orang bisa naik sepeda motor, akan lebih gampang belajar naik mobil. Motor hanya beroda dua, sehingga kalau berhenti kaki pengendara harus berjaga. Mobil beroda empat atau lebih, kalau berhenti, pengendara bisa duduk saja di dalam mobil. Tetapi tubuh (body) lebih besar, pengemudi harus bisa memperhitungkan ruang yang akan dilalui dan memperhitungkan kendaraan lainnya.




Sebuah cerpen bisa dijadikan bahan untuk novel. Tetapi ingat, novel bukan hanya sekedar cerpen yang dipanjang-panjangkan, atau diulur-ulur jalan ceritanya. Cerpen bisa dijadikan novel bukan karena dibuat bertele-tele. Novel harus lebih panjang dari cerpen karena memang harus demikian. Alasannya? Novel memerlukan pelukisan yang rinci (detil) pelukisan yang rinci itu meliputi beberapa faktor.

Pertama, pelukisan situasi tempat kejadian (setting). Misalnya keadaan di sekitar alam pegunungan, atau sebuah pelabuhan kecil yang sunyi, atau sebuah kotga tua yang penuh dengan arsitektur kuno yang cantik dan sebagainya.

Kedua, pelukisan sosok dan watak para pelakunya: Ada yang tenang, ada yang gampang marah, ada yang mudah gugup, ada yang pendiam, ada yang periang, ada yang optimistis, ada yang pesimistis, ada yang gegabah, ada yang bijaksana,dan sebagainya.

Ketiga, pelukisan kejadian demi kejadian (peristiwa) yang saling berkaitan, berhubungan dengan hukum sebab dan akibat. Semua kejadian pasti ada sebabnya dan setiap sebab akan menimbulkan akibat. Selanjutnya, sebuah akibat akan menjadi sebab yang baru, dan seterusnya.

Secara sederhana, sebuah novel terdiri atas tiga bagian yang saling berhubungan.

Pertama, bagian pembukaan (awal novel)

Kedua, bagian tengah, yakni isi novel tersebut secara keseluruhan.

Ketiga, bagian akhir (ending) novel tersebut.

Selanjutnya artikel Ayo terus menulis

0 komentar:

Posting Komentar