Pages

Selasa, 07 September 2010

Menulis Novel 6

Melanjutkan artikel Menulis Novel 5. Hari ini Anda menambah sedikit lagi tulisan pembukaan yang merupakan untaian untuk Bagian I. Jika Anda tidak berkenan dengan tulisan contoh ini, silahkanmembuat (menulis) sendiri dengan bahasa dan gaya Anda sendiri. Itu bahkan lebih bagus, langsung melatih keterampilan dalma menulis. Lanjutan pembukaan itu misalnya bagini:



Tidak lama kemudian datang Richard, membawa oleh-oleh dalam dua kantong plastik putih, yang langsung is letakan di atas meja makan yang panjang dan besar itu. Setelah itu Richard langsung mencium tangan ayahnya dan menanyakan keadaan kesehatannya.

"Bagaimana kesehatan papa hari ini?"

"Papa merasa lebih enak, Nak. Mungkin karean Papa rajin bergerak dan berjemur di bawah sinar matahari pagi. Kau dari kampus atau dari mana?" tanya ayahnya.

"Dari lapangan, Pah. Ada shooting. Kebetulan sekarang sedang break, atu bis pulang istirahat. Mana Nancy, Pap?"

"Adikmu sebentar lagi pulang. Ia sedang ada kegiatan kelompok di sekolahnya."

Richard tidak perlu menanyakan soal mamanya. SEbab ia selalu di rumah bersama ayahnya, hingga tahu segala apa yang terjadi dalam keluarganya itu.

Benar kata ayah mereka, beberapa meit kemudian Nancy datang, pulang dari sekolahnya. Begitu meletakan tas sekolahnya di atas  sofa, Nancy langsung mencium tangan ayahnya penuh dengan kesantunan seperti biasanya.

"Hari ini ada dua berita baik, Papa. Nancy bahagia sekali hari ini!"

"Kabar apa sayang? Baik apanya yang baik?"

"Aku dapat tawaran jadi presenter kuis remaja di TV. Itu yang pertama. Kedua, aku dapat tawaran pentas balet di Gedung Kesenian Jakarta. Papa tahu, bukan , aku ingin jadi balerina ternama. Doakan saya ya Pah?" ujar Nancy ceria.

Nanacy tidak sadar, sepanjang ia bertutur kepada ayahnya, kedua abangnya, Rico dan Richard sudah mengerumuni di sisinya.

"Papa sudah sering bilang, Nancy. Jadi presenter boleh, jadi artis juga boleh. tetapi satu hal, harus diigat. Tugas utama pelajar ialah belajar. TAnpa pendidikan yang baik di zaman sekarang ini, orang akan jadi sampah. Jelas, Sayang?" ujar ayahnya sambil memegangi lengan anak gadisnya itu.

"Mana Mama?" tanya Nancy kepada ayahnya.

"Mamamu sudah berangkat, sayang," jawab ayahnya lembut.

"Mama berangkat juga? Algojo! Dasar perempuan algojo. Ia mau buhuh Papa!" teriak Nancy, sambil lari menuju kamar dan menelungkupkan dirinya dalam terisak keceriannya kini lenyap sama sekali.
artikel selanjutnya Menulis Novel 7

0 komentar:

Posting Komentar