Pages

Selasa, 07 September 2010

Menulis Novel 5

Melanjutkan artikel Menulis Novel 4. Hari ini Anda tinggal melanjutkan pembukaan yang telah Anda tuliskan itu. Karena pembukaan merupakan rangkaian dari Bagian I, maka panjangnya harus cukup memadai. Dalam rincian, diperkirakan setiap bagian panjangnya akan mencapai 10 halaman, kurang atau lebih. Misalnya, ringkasan dari Bagian I itu begini:



Herman masih punya keyakinan yang kuat, paling tidak dugaan, bahwa George yang akan membawa Carla ke Amerika itu sudah menunggu di airport. Jangan-jangan, duganya pula, george bahkan sudah berada dalam taksi yang tadi menjemput Carla itu! Herman sadar bahwa peristiwa itu akan berpengaruh sangat amat dahsyat terhadap posisi kejiwaannya, sebab serangan itu terjadi pada saat dirinya dalam keadaan lumpuh, tidak mampu tegak berdiri apalagi berjalan.

Tetapi ia sebagai lelaki yang pernah mendambakan jadi penerbang pesawat tempur, tetapi gagal dan hanya bisa jadi penerbang pesawat sipil yang mengangkut manusia, setiap serangtan bisa saja memeatikan, tetapi sebaliknya juga bisa membangkitkan tenaga dan motivasinya untuk bankit dan menang, paling tidak harus survive. Jiwanya kini tidak merapuh, sebaliknya bergejolak, bergelegak, membaja menghadapi ujian yang tiada tara dalam kehidupan pribadinya.

"Aku akan sembuh. Pasti harus sembuh. Tenaga berangsur akan pulih kembali dan aku akan mengerahkan seluruh jiwaku, seluruh tenagaku untuk bangkit melawan seluruh penderitaan, mengusir jauh-jauh kepiluan dan kecengengan dari dalam hidupku. sekarang, dan seterusnya," pikir Herman sambil mengayuh kursi rodanya, meniggalkan beranda masuk kembali ke dalam rumahnya.

Tidak lama kemudian datang Rico, dari Bandung. Ia langsung masuk ruang tengah dan mencium tangan papanya yang sejak tadi memandang anaknya masuk rumah.

"Gagaiman kesehatan Papa?" tanya Rico sambil menuruhkan tas ransel gendong dari punggungnya.

"Makin baik, Ric. Makin merasa enak, tubuhku. Kau naik apa, Ric?"
"Biasa, Pa. Naik bis."

"Kuliahmu lancar, Nak?"

"Lancar sekali, Pa. Tidak ada halangan sama sekali. Mana Mama?"

"Mama sudah berangkat. Tadi pagi. Kau sekarang tak lagi punya Mama. Nak!"

"Lupakan itu Pa. Papa, yang penting jaga kesehatan dulu. Itu di atas segala-galanya. Untuk yang lain, lupakan dulu sja. Toh Mama sudah biasa pergi meniggalkan rumah. Anggap saja Mama sudah lama pergi, Pa," jawab anaknya.

"Kemarin Mama tidak bicara apa-apa sama kau. Nak?"

"Mama telepon saya. tetapi saya sedang berada di kampus A pameran bazar di jalan Ganesa. jadi, tak sempat bicara sama saya. Mana Nancy?"

"Adikmu masih di sekolah. Belum pulang. Dia bilang ada kegiatan kelompok."

Artikel selanjutnya Menulis Novel 6

0 komentar:

Posting Komentar